Kali ini
saya akan review setelah pemakaian perdana (di paragraf akhir ada update penggunaan kemana saja), awalnya sempat bingung untuk
memilih sepatu yang ringan yang bisa dipakai untuk mendaki diantara banyaknya
pilihan ada New Balance Vazee Summit, Adidas AX, Eiger pulse trail run, dll.
Awalnya NB
Vazee summit menjadi incaran pertama namun sayang sekali size tidak ada yang
cocok dengan kaki saya yang berukuran kecil, mau pilih versi wowen seriesnya NB
Vazee Summit V2 terlalu kewanitaan dengan warnanya.
Setelah baca-baca
google pada akhirnya karena harus ada sepatu baru untuk mendaki ke Gunung Gede dan
mau berhijrah ke yang ringan-ringan saya pilih Asics Gel Sonoma 3. Karena kaki
saya memakai size 39 akhirnya terpaksa memilih women series, karena untuk Asics
Gel Sonoma 3 Men sizenya di atas 40, yasudahlah..
Sebelum dites
langsung ke gunung, saya sempat mencobanya untuk lari 4 km agar dapat
menyesuaikan dengan kaki. Untuk kaos kaki saya menggunakan Eiger Trail Running
Socks N7942 dengan motif pada bagian bawah sepatu ada garis-garis terbuat dari
karet.
Review Singkat Asics Gel Sonoma 3
Warna : Ink
Blue / Black /Glacier Sea
Size : US 7
½, Euro 39, CM 24.5, UK 5 ½
Berat : 510gram
Jenis :
Trail Running Shoe
Lokasi : Gunung Gede via Putri
Medan : Bervariasi (bebatuan sebentar di awal pendakian dan saat menuju puncak, lebih lama menyentuh dengan kontur tanah dengan kondisi medan
kering tidak hujan
Waktu Pendakian : 11 jam (Basecamp Putri - Puncak Gunung Gede PP)
Cuaca :
Cerah
Waterproof
: tidak
Cara
pengujian
Dengan
melakukan pendakian tektok/tiktok Gunung Gede via jalur Putri. Saat naik
sebagaimana mendaki gunung dan saat turun sempat diajak berlari dan membuat
manuver.
Hasil
pengujian perdana
Saya gunakan kembali mendaki Gunung Pangrango dan Gunung Gede 16-17 Oktober 2018 dengan kondisi cuaca hujan setelah turun dari puncak Pangrango. Hasil Pengujian : Sol depan sedikit terkelupas setelah terkena hujan, grip dirasa masih kurang saat track tanah basah dan batu krikil.
- Sepatu
masih mulus tidak ada sekecilpun lem sol yang mengelupas.
- Saat terik
matahari di Surya Kencana kaki merasa panas (entah karena efek matahari
langsung menyengat ke sepatu atau karena sebelumnya saya menggunakan hot in
cream di kaki) tapi setelah lepas sepatu dan kaos kaki, kaki kembali normal
tidak kepanasan.
- Bagian
badan atau tengah sepatu agak sempit. Maka tali tidak dimasukan pada semua lubang (dibuat
jarang) agar dapat ruang lebih.
- Grip kurang mencekram pada medan kerikil berpasir
(Compare dengan sepatu Rei yang dipakai teman mereka juga kurang mencekram saat
di pasir, terpleset juga).
- Bahan tidak
waterproof, meskipun belum dicoba di medan basah atau hujan.
- Outsole tidak terlalu keras.
- Bagian belakang
tumit dibuat mengeras.
- Saat dipakai di medan aspal (jalan raya) lari 4 km empuk.
Saya gunakan kembali mendaki Gunung Pangrango dan Gunung Gede 16-17 Oktober 2018 dengan kondisi cuaca hujan setelah turun dari puncak Pangrango. Hasil Pengujian : Sol depan sedikit terkelupas setelah terkena hujan, grip dirasa masih kurang saat track tanah basah dan batu krikil.
Saya gunakan kembali mendaki medaki Gunung Kelud via Tulungrejo 5-6 Desember 2018 dipakai naik Gunung Kelud via Tulungrej
Hasil Pengujian : Sol depan masih sama agak terkelupas, merasa ringan ketika digunakan summit attack ke medan puncak kawah Gunung Kelud.
Update sepatu ini sudah sering saya gunakan untuk harian jadi sol bawah sudah tidak gondrong alias sudah licin, jadi untuk mendaki ke gunung sudah tidak saya gunakan, nanti akan saya review New Balance Summit Unknown yang saya pakai sekarang.